Kumpulan Puisi Terbaik dan Terlengkap Tema Cinta, Keluarga, Motivasi, dan lain- lain
9:05 PM
Edit
Kumpulan Puisi Terbaik Tema Cinta, Keluarga, Motivasi, dan lain- lain
Bagi anda yang sedang mencari macam- macam puisi dengan beragam genre, anda berada di tempat yang tepat sekarang. Artikel ini akan memberikan kumpulan puisi cinta, motivasi, sedih dan lain lain yang dikemas dengan bentuk puisi singkat.
Oke, langsung saja simak kumpulan puisi terbaik dan terbaru di bawah ini, ya..
Kalau tentang rindu, Jangan tanyakan itu sekarang.
Seharusnya kau tanyakan dulu saat pertama kali kita pulang ke rumah masing- masing.
Karena rinduku berawal dari sana sebenarnya.
Bukan aku kesal kau kau bertanya rindu sekarang.
Tapi memang pertanyaan yang aku harapkan darimu saat ini adalah, “Kapan bertemu?”
Semoga kau mengerti bahwa aku tidak sedang kesal karena rindu, aku hanya cemas kau tak ingin bertemu denganku lagi.
Kamu itu ngeselin.
Kamu itu gemesin.
Tapi kamu itu aku.
Aku itu menyukai diri’ku’ sendiri.
Maukah ‘aku’ mencintaiku?
Kumohon ‘aku’ mau.
Kamu harus mencintaiku.
Karena kamu itu, aku.
Aku sibuk.
Aku bisa meluangkan waktu untuk itu.
Tapi nanti.
Aku tidak bisa fokus.
Aku yakin, aku bisa.
Nanti.
Aku akan mengejarmu.
Nanti.
Aku bisa mengejarmu.
Nanti.
Sekarang aku sibuk.
Masih tidak ada waktu.
Aku semakin sibuk.
Saat aku mulai siap, kau sudah berlari terlalu jauh.
Bahkan aku masih kesulitan melangkah.
Aku tidak sibuk.
Aku ingin mengejar.
Masih ingin.
Aku tak bisa melangkah.
Mengapa?
Nanti!
Aku harus mengejar!
Nanti!
Beri aku jalan!
Nanti!
Aku ingin sekarang!
Nanti!
Ajarkan aku tentang peduli, kalau kau masih merasa tak diacuh.
Ajarkan aku tentang ketulusan, kalau kau masih merasa ragu.
Ajarkan aku tentang cinta, kalau kau masih merasa tak dicintai.
Karena sudah kucoba semua.
Semampuku.
Beginilah hidupku.
Berimajinasi sampai kadang lupa dan sangsi.
Dunia terasa indah walau harus bolak- balik Mars dan Bumi.
Lantas kutanya pada diri ini, “Siapkah kau menyebrangi hati dalam satu hari?”
Aku terdiam.
Pucat pasi.
Membayangkan betapa perjalanan Mars ke Bumi sudah cukup makan hati.
Sedangkan Mars tak sejauh jembatan hati.
Kulihat ia sedang kesepian, tubuhnya sangat lentur menarikan sebuah kesedihan.
Tampak dari matanya tak punya teman.
Aku tertarik padanya.
Namun aku hanya mampu melihatnya dari jauh.
Saat kebanyakan orang mengabaikan, Aku malah gencar menatapnya.
Masih dari jauh tentunya.
Aku mengingikannya.
Sungguh.
Saat mencoba untuk mendekatinya, sangat mudah baginya menerima.
Aku jadi semakin suka.
Kini tariannya tidak lagi tentang kesedihan.
Terkadang tanpa sadar aku hanyut dalam tariannya.
Mengiringi, seolah akulah sang harmonika.
Namun... saat mencoba untuk memilikinya.
Sial.
Yang kudapat bukan lah dia.
Tariannya kembali berubah.
Menjadi menyedihkan, bukan hanya baginya.
Aku mendapatkan topan yang tiada ampun.
Menggusur rasa yang hampir bangun.
Senyumnya berganti jeratan yang sangat menyakitkan.
Memekik kenangan yang sudah- sudah.
Tubuh lenturnya berputar- putar brutal.
Sempat aku memaki.
Pantas tak punya teman.
Seperti langit senja yang kukagumi, selalu saja suram.
Kau tak pernah tersenyum.
Bersembunyi dibalik bintang seolah kau mampu tersenyum sepanjang waktu.
Selalu saja begitu.
Tak berekspresi.
Saat tak bersama bintang, masih saja bersembunyi.
Mendung bukanlah mendung, yang sebenarnya itu kau.
Ketika hujan turun, aku yakin kaupun turut menangis, hanya saja kau pintar bersembunyi.
Tidak usah bersedih, kau sudah cukup menyedihkan.
Tapi tak apa, aku mengerti.
Jangan bersembunyi lagi, biarkan aku menghiburmu sebisaku.
Jangan terlalu larut bersama hujan, hingga menyulitkanku untuk menatap matamu yang aku yakin mampu berbinar walau tanpa bintang.
Kau gelap tanpa bintang.
Tapi tak apa, aku suka.
Jangan suka mematahkan ranting muda, karena kamu pun masih muda dan tidak mau dipatahkan.
Semuanya simple.
Yang ribet hanyalah kita yang membiarkan ego memegang kendali.
Membiarkan mereka merusak.
Dengan sadar.
Tidak ada yang salah.
Hanya harus saling mengalah.
Apakah aku sudah benar? Belum tentu.
Apakah kamu benar? Aku juga tidak tahu.
Karena kita (masih) ranting muda.
Yang sempat terabaikan
Tak pernah ku memikirkanmu
Bukan maksud hati mengutamakan ibu
Memang ibu telah mengandungku
Telah menimangku hingga aku besar
Namun tetap engkau yang berjasa seperti ibu
Tiada engkau aku tidak bersekolah
Tak bisa membeli makanan
Adik pun tak bisa membeli mainan
Oh, ayah... jasamu sungguh besar
Sama seperti ibu yang telah mengasihiku
Satu kata sekali lagi terima kasih ayah
Tetaplah semangat bekerja
Ku menyayangimu...
Demikian Kumpulan Puisi Cinta terbaik, motivasi, dan lain- lain. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
Bagi anda yang sedang mencari macam- macam puisi dengan beragam genre, anda berada di tempat yang tepat sekarang. Artikel ini akan memberikan kumpulan puisi cinta, motivasi, sedih dan lain lain yang dikemas dengan bentuk puisi singkat.
Oke, langsung saja simak kumpulan puisi terbaik dan terbaru di bawah ini, ya..
1. Puisi Cinta rindu:
Arumiraesmieses
Seharusnya kau tanyakan dulu saat pertama kali kita pulang ke rumah masing- masing.
Karena rinduku berawal dari sana sebenarnya.
Bukan aku kesal kau kau bertanya rindu sekarang.
Tapi memang pertanyaan yang aku harapkan darimu saat ini adalah, “Kapan bertemu?”
Semoga kau mengerti bahwa aku tidak sedang kesal karena rindu, aku hanya cemas kau tak ingin bertemu denganku lagi.
2. Puisi tema cinta
Kamu itu, aku
Kamu itu nyebelin.Kamu itu ngeselin.
Kamu itu gemesin.
Tapi kamu itu aku.
Aku itu menyukai diri’ku’ sendiri.
Maukah ‘aku’ mencintaiku?
Kumohon ‘aku’ mau.
Kamu harus mencintaiku.
Karena kamu itu, aku.
3. Puisi tentang motivasi:
Dendam sebuah nanti
Tunggu tanggal mainnya.Aku sibuk.
Aku bisa meluangkan waktu untuk itu.
Tapi nanti.
Aku tidak bisa fokus.
Aku yakin, aku bisa.
Nanti.
Aku akan mengejarmu.
Nanti.
Aku bisa mengejarmu.
Nanti.
Sekarang aku sibuk.
Masih tidak ada waktu.
Aku semakin sibuk.
Saat aku mulai siap, kau sudah berlari terlalu jauh.
Bahkan aku masih kesulitan melangkah.
Aku tidak sibuk.
Aku ingin mengejar.
Masih ingin.
Aku tak bisa melangkah.
Mengapa?
Nanti!
Aku harus mengejar!
Nanti!
Beri aku jalan!
Nanti!
Aku ingin sekarang!
Nanti!
4. Puisi cinta terbaper:
Ajarkan aku
Ajarkan aku cara menghargai, kalau kau masih nerasa tak dihargai.
Ajarkan aku cara menemani, kalau kau masih merasa diabaikan.Ajarkan aku tentang peduli, kalau kau masih merasa tak diacuh.
Ajarkan aku tentang ketulusan, kalau kau masih merasa ragu.
Ajarkan aku tentang cinta, kalau kau masih merasa tak dicintai.
Karena sudah kucoba semua.
Semampuku.
5. Puisi cinta bikin baper:
MARS
Hari ini aku buru- buru pergi ke Mars, karena besok pagi harus kembali lagi ke Bumi.
Mengurus segala macam yang tak pernah usai.Beginilah hidupku.
Berimajinasi sampai kadang lupa dan sangsi.
Dunia terasa indah walau harus bolak- balik Mars dan Bumi.
Lantas kutanya pada diri ini, “Siapkah kau menyebrangi hati dalam satu hari?”
Aku terdiam.
Pucat pasi.
Membayangkan betapa perjalanan Mars ke Bumi sudah cukup makan hati.
Sedangkan Mars tak sejauh jembatan hati.
6. Puisi cinta pada orang yang salah:
Putri Angin
Saat ingin menyapanya, aku benar benar ingin berteman.
Putri angin namanya.Kulihat ia sedang kesepian, tubuhnya sangat lentur menarikan sebuah kesedihan.
Tampak dari matanya tak punya teman.
Aku tertarik padanya.
Namun aku hanya mampu melihatnya dari jauh.
Saat kebanyakan orang mengabaikan, Aku malah gencar menatapnya.
Masih dari jauh tentunya.
Aku mengingikannya.
Sungguh.
Saat mencoba untuk mendekatinya, sangat mudah baginya menerima.
Aku jadi semakin suka.
Kini tariannya tidak lagi tentang kesedihan.
Terkadang tanpa sadar aku hanyut dalam tariannya.
Mengiringi, seolah akulah sang harmonika.
Namun... saat mencoba untuk memilikinya.
Sial.
Yang kudapat bukan lah dia.
Tariannya kembali berubah.
Menjadi menyedihkan, bukan hanya baginya.
Aku mendapatkan topan yang tiada ampun.
Menggusur rasa yang hampir bangun.
Senyumnya berganti jeratan yang sangat menyakitkan.
Memekik kenangan yang sudah- sudah.
Tubuh lenturnya berputar- putar brutal.
Sempat aku memaki.
Pantas tak punya teman.
7. Puisi cinta tema senja:
Kau & Senja
Seperti langit senja yang kukagumi, selalu saja suram.
Kau tak pernah tersenyum.
Bersembunyi dibalik bintang seolah kau mampu tersenyum sepanjang waktu.
Selalu saja begitu.
Tak berekspresi.
Saat tak bersama bintang, masih saja bersembunyi.
Mendung bukanlah mendung, yang sebenarnya itu kau.
Ketika hujan turun, aku yakin kaupun turut menangis, hanya saja kau pintar bersembunyi.
Tidak usah bersedih, kau sudah cukup menyedihkan.
Tapi tak apa, aku mengerti.
Jangan bersembunyi lagi, biarkan aku menghiburmu sebisaku.
Jangan terlalu larut bersama hujan, hingga menyulitkanku untuk menatap matamu yang aku yakin mampu berbinar walau tanpa bintang.
Kau gelap tanpa bintang.
Tapi tak apa, aku suka.
8. Puisi motivasi untuk menghargai orang lain:
Ranting
Biarkan temanmu berkarya, Lalu hargai.Jangan suka mematahkan ranting muda, karena kamu pun masih muda dan tidak mau dipatahkan.
Semuanya simple.
Yang ribet hanyalah kita yang membiarkan ego memegang kendali.
Membiarkan mereka merusak.
Dengan sadar.
Tidak ada yang salah.
Hanya harus saling mengalah.
Apakah aku sudah benar? Belum tentu.
Apakah kamu benar? Aku juga tidak tahu.
Karena kita (masih) ranting muda.
9. Puisi ayah:
Terima kasih ayah
Kau yang sempat kulupakanYang sempat terabaikan
Tak pernah ku memikirkanmu
Bukan maksud hati mengutamakan ibu
Memang ibu telah mengandungku
Telah menimangku hingga aku besar
Namun tetap engkau yang berjasa seperti ibu
Tiada engkau aku tidak bersekolah
Tak bisa membeli makanan
Adik pun tak bisa membeli mainan
Oh, ayah... jasamu sungguh besar
Sama seperti ibu yang telah mengasihiku
Satu kata sekali lagi terima kasih ayah
Tetaplah semangat bekerja
Ku menyayangimu...
Demikian Kumpulan Puisi Cinta terbaik, motivasi, dan lain- lain. Terima kasih. Semoga bermanfaat.